Saturday, June 15, 2013

Menengok Bandara Blimbingsari Banyuwangi


Bandara Blimbingsari Banyuwangi termasuk bandara baru di Indonesia, tanah air tercinta kita ini. Bandara ini resmi dibuka belum sampai 2 tahun yang lalu. Namun demikian, saat ini sudah cukup menunjukkan peningkatan jumlah penerbangan dengan cepat. Sebagai contoh, saat ini bandara banyuwangi telah didarati  pesawat-pesawat kelas medium seperti Fokker 50, ATR 72 serta MA-60.  Padahal awalnya pesawat yang beroperasi di sini hanya pesawat kecil jenis Cessna Grand Caravan milik maskapai Sky Aviation.

(bandara blimbingsari banyuwangi)
Menurut Bambang Susantono yang saat ini menjabat sebagai wakil menteri perhubungan, Bandara baru di Banyuwangi berpotensi menjadi penyangga bagi Bandara Juanda dan Ngurah Rai. Sebagaimana kita tahu saat ini kedua bandara internasional yang besar itu telah sangat padat lalu lintasnya. Kita tahu bahwa kepadatan lalu lintas yang teramat tinggi memiliki potensi kecelakaan yang tinggi pula, di samping ketepatan waktunya pun bisa jadi terganggu. 

Secara geografis letak Banyuwangi yang ditengah tengah antara  Bali dan Surabaya sangat memungkinkan untuk berperan sebagai bandara penyangga. Namun tentu saja dukungan dari pengusaha dan pemerintah sangat diperlukan. Dukungan itu terutama sekali terkait dana serta kebijakan yang sejalan dengan rencana pengembangannya.

Menurut informasi yang saya peroleh, tahun ini (2012), pemerintah pusat telah menyuntikkan dana anggaran sebesar 5 miliar untuk menambah beberapa peralatan dan perlengkapan pendukung. Panjang landasan pacu pun yang saat ini 1,4 km akan ditingkatkan menjadi 1,8 km. Begitu juga dengan lebar landasan pacu yang akan ditambah menjadi 15 meter. Setelah upaya ini rampung, maka bandara banyuwangi setidaknya sudah memenuhi syarat untuk didarati pesawat dengan kapasitas hingga 100 seat seperti Boeing 737-200, Boeing 737-500 atau SSJ-100.

Sudah saatnya Indonesia menambah bandara-bandara baru terutama di daerah pedalaman. Bandara jenis ini sangat penting untuk membuka jalur perekonomian daerah tertinggal. Apalagi saat ini industri pembuatan pesawat terbang yang ada di Bandung mau membuat pesawat ringan multi guna yang sangat cocok digunakan untuk penerbangan perintis. Pemerintah mesti bisa mensinergikan berbagai potensi yang ada agar tidak ada ketimpangan dalam pembangunan negara. 


lihat juga :

 

No comments:

Post a Comment