Saturday, May 18, 2013

Boeing Vs Airbus


(ilustrasi)

Sudah sejak lama persaingan antara dua raksasa industri penerbangan ini memanas. Dua perusahaan pembuat pesawat terbang itu adalah Boeing yang berpusat di Amerika serikat dan Airbus yang berpusat di Perancis. Pada tahun-tahun sebelumnya, persaingan itu terjadi pada dua jenis pesawat raksasa, yaitu pesawat Airbus A-380 dengan dua tingkat dek dari depan sampai belakang, dengan pesawat Boeing 747-800 dengan dek  bertingkat juga, namun hanya dari depan hingga setengah badan saja. Pada level lain juga terjadi persaingan antara A-320/A-321 Airbus dengan Boeing 737 NG.

Kabar baru-baru ini menyebutkan bahwa persaingan dua perusahaan rakssasa itu terjadi antara Boeing 777X dengan Airbus A-350-1000. Entah seperti apa nanti jadinya persaingan tersebut. Siapa yang nantinya akan mendapatkan order terbanyak masih menjadi dugaan dan tanda tanya.

Berbicara masalah produk pesawat terbang, maka ada perbedaan mendasar pada dua Industri pesawat tersebut. Airbus memakai teknologi sistem pengendalian fly by wire (seperti pesawat N-250 buatan PTDI) sedangkan Boeing memakai sistem yang lebih sederhana yaitu sistem hidrolik. Namun imbasnya, teknologi fly by wire memungkinkan perawatan yang lebih kompleks. Sebaliknya pesawat boeing dengan sistem pengendalian hidroliknya lebih sederhana dalam perawatan.

Indonesia sendiri melalui PTDI pernah di masa lalu memiliki kerjasama dengan Boeing. Namun saat ini PTDI dapat dikatakan bergeser untuk bekerjasama dengan pihak Airbus maupun anak perusahaannya. Kerjasama itu seperti pembuatan komponen-komponen pesawat Airbus yang dikerjakan di PTDI.

Kalau sekarang persaingan sengit antara perusahaan pembuat pesawat terbang terjadi secara besar-besaran antara Boeing dan Airbus, maka PTDI (serta pemerintah) dengan berbekal kemauan yang sekeras baja akan masuk dalam peta persaingan sengit tersebut sehingga menjadi Airbus vs Boeing vs Dirgantara Indonesia dalam 5 tahun ke depan. Penulis melihat kunci utamanya adalah cara pandang pemerintah dalam mengelola bisnis industri strategis ini yang secara langsung akan mempengaruhi seberapa besar dukungan yang ditelurkan melalui kebijakan-kebijakan mereka.

Kemudian diperlukan pula jiwa-jiwa muda yang sanggup mempercepat pengembangan industri ini dengan menciptakan penemuan-penemuan terbaru. Apa-apa yang seharusnya selesai dalam lima belas tahun akan dapat selesai dalam 5 tahun saja. Itu sekali lagi butuh yang namanya kemauan yang sekeras baja serta menolak segala bentuk intervensi asing. 



baca juga :


No comments:

Post a Comment