(ilustrasi) |
Teknologi
modern menuntut untuk dapat menemukan bahan-bahan yang ringan namun memiliki
daya tahan (kekuatan) yang besar. Bahan dengan karakter seperti ini sangat
banyak gunanya, terutama dimanfaatkan sebagai bahan utama untuk badan pesawat
terbang. Karena pada prinsipnya, semakin ringan desain pesawat terbang, maka
bahan bakar yang di perlukan akan semakin sedikit, sehingga berdampak langsung
pada efisiensi sebuah bisnis penerbangan.
Saat
ini, pesawat-pesawat terbaru menggunakan bahan komposit sebagai komponen utama
fuselage (badan pesawat). Keuntungannya adalah bahwa bahan ini ringan dan lebih
kuat bila dibandingkan dengan allumunium alloy atau sejenisnya yang biasa dipakai
pada pesawat-pesawat versi lama. Kekuatan yang besar pada bahan ini
memungkinkan pesawat untuk mengatur tekanan kabin pesawat agar lebih dekat dengan tekanan pada
permukaan tanah (sea level). Ini sangat mungkin sebab di samping kuat, fuselage
dengan komposit tidak memerlukan banyak sambungan.
Bila
dibandingkan dengan pesawat generasi sebelumnya, maka pesawat versi modern
seperti Boeing 787, tekanan ruangan kabinnya dapat dinaikkan hingga selevel
dengan tekanan pada ketinggian udara 6.000 kaki di atas sea level. Sebab pada
dasarnya, kondisi udara yang semakin dekat dengan bumi akan semakin nyaman bagi
penumpang sebuah pesawat terbang. Sehingga untuk berbagai jenis pesawat terbang
masa kini, bagian fuselage-nya memakai bahan komposit baik sebagian maupun
secara keseluruhan. Jadi dengan ditemukannya bahan ini, berat menjadi lebih
ringan sehingga mampu menaikkan angka MTOW (maximum take-off weight) yang mana
berarti menambah daya muatnya.
Sebagaimana
peribahasa tiada gading yang tak retak, bahan komposit ternyata memiliki
kelemahan juga. Kelemahannya yaitu terdapat kecenderungan terbentuk retakan
tipis pada fuselage pesawat sebagai akibat dari faktor lingkungan. Semakin
lama, retakan yang bisa jadi tak terlihat ini akan terus membesar hingga
akhirnya dapat menyebabkan kerusakan tak terduga yang cukup signifikan.
Sehingga dengan demikian diperlukan pemeriksaan berkala yang lebih intens baik
secara visual maupun menggunakan alat NDT (Non Destructive Test). Namun
demikian, pada akhirnya, teknologi akan semakin berkembang untuk menyempurnakan
kekurangan dari temuan-temuan sebelumnya.
lihat juga :
No comments:
Post a Comment