Showing posts with label pesawat terbang. Show all posts
Showing posts with label pesawat terbang. Show all posts

Wednesday, October 29, 2014

Sistem Bahan Bakar (Fuel System) Pesawat Boeing 737 klasik

Tulisan yang disandarkan dari kitab manual (AMM) Boeing 737 klasik ini akan membahas mengenai sistem bahan bakar pada pesawat terbang kususnya jenis boeing 737 seri klasik (-300, -400, -500). Postingan ini tidak berkaitan atau terinspirasi secara langsung dari isu terkait tingginya harga bahan bakar AVTUR. Melainkan ini sekedar coretan murni sebagai sebuah tulisan di sela-sela rasa malasku untuk menulis yang kucoba kulawan.
 
Fungsi dari fuel system secara garis besar berhubungan dengan aspek penyimpanan dan pendistribusian bahan bakar untuk engine dan APU. Sistem ini terdiri dari tangki utama yang ada sebanyak 3 biji, saluran-saluran, sambungan-sambungan beserta komponen-komponen lain yang terkait. Secara lebih rinci sistem ini dibagi menjadi sistem penyimpanan, sistem pembakaran, sistem pendistribusian, dan terakhir sistem indikasi.

fuel-system-pesawat
(Ilustrasi fuel system)


Komponen-komponen sistem bahan bakar ini diletakkan baik di dalam tangki, di luar tangki serta di dalam flight compartment yang berada sedikit dibelakang tempat penyimpanan roda depan pesawat terbang. Sistem bahan bakar mengunakan tenaga listrik untuk bekerja, mengontrol serta melakukan monitoring. Agar bahan bakar yang tersimpan di tangki dapat sampai ke engine maka harus melewati sistem distribusi dulu, di mana sistem ini juga dipakai untuk transfer antar tangki dan juga pengurasan fuel.

Selain 3 tangki utama tadi sebenarnya masih ada lagi 2 tangki yang terletak di dua ujung sayap yang dinamakan vent surge tank yang mana ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan bakar sementara. 2 tangki tambahan yang masing-masing berkapasitas 30 US gallons ini normalnya tidak diisi bahan bakar. Pengisian bahan bakar tidak boleh melebihi kapasitas volume tangki untuk memungkinkan ekspansi dan ruang ventilasi.

Tangki-tangki bahan bakar yang saling berhubungan, yakni tangki nomor satu (sayap kiri), nomor 2 (sayap kanan) dan center tank (di bawah bodi pesawat) menyimpan bahan bakar yang diperlukan untuk menghidupkan kedua mesin serta Auxiliary Power Unit yang disingkat menjadi cukup APU saja. Dua tangki utama masing-masing berada di antara dua spar pada masing-masing sayap di mana saat diisi penuh (full wing) mampu menampung 9000 kg bahan bakar. Sedangkan untuk center tank nya bisa menampung hingga 6000 kg fuel.

Sekian sekilas gambaran umum tentang fuel system pada pesawat udara. Kurang lebihnya mohon dimaklumi atau bila perlu dikoreksi. Semoga bermanfaat buat pembaca sekalian, he he.



Bacaan terkait :

Thursday, September 12, 2013

Hubungan Antara Desain Sayap Dengan Misi Terbang


desain sayap
Sayap merupakan komponen utama yang menghasilkan gaya angkat (lift) pada pesawat terbang. Saat mesin dinyalakan akan dihasilkan gaya dorong (trust) sehingga pesawat bergerak maju. Saat pesawat bergerak ke depan tersebut, udara yang melewati sayap akan menghasilkan tekanan ke atas sehingga sebuah pesawat dapat terangkat dan akhirnya lepas landas. Adanya tekanan udara yang mengarah ke atas ini disebabkan oleh bentuk penampang sayap yang dirancang sedemikian rupa sehingga mampu memiliki karakter sebagaimana yang telah disebutkan di atas. Secara umum seperti itu lah prinsip kerja sebuah sayap pesawat terbang.
 
Meskipun demikian, anda mungkin jadi bertanya : kalau ternyata pada prinsipnya sama, kenapa bentuk (jika dilihat dari atas) dan penempatan sayap terlihat berbeda beda? Nah, meskipun bentuk maupun pemasangan sayap terlihat berbeda-beda namun seorang perancang tidak pernah meninggalkan prinsip utamanya, yaitu agar sayap bisa menghasilkan gaya angkat. Terkait dengan bentuk dan pemasangan yang berbeda-beda, itu lebih mengarah pada misi yang akan dituju oleh pesawat terbang. Nah berikut ini hubungan berbagai bentuk sayap dengan misi terbang sebuah pesawat udara.

Pesawat terbang dengan sayap lurus (straight wing), yakni lebar sayap pada pangkal dan pada ujungnya relatif sama biasanya digunakan untuk penerbangan dengan kecepatan rendah. Mesinnya pun akan menyesuaiakan bentuk sayap tersebut yaitu dengan cukup memakai mesin baling-baling (propeller) yang mana gaya dorong yang dihasilkan tidak begitu besar. Desain sayap seperti ini biasanya dipakai untuk pesawat latih dan pesawat glider.

Sementara itu pesawat dengan desain sayap taper (sayap pangkal lebih lebar daripada sayap ujung) biasa digunakan untuk penerbangan menengah hingga jauh, dengan kecepatan menengah hingga kecepatan tinggi pula. Sayap taper ini biasanya masih ditambah dengan adanya sudut swept back. Mesin yang dipakai pesawat ini bisa jenis propeller ataupun jet. Desain sayap seperti ini biasanya dipakai untuk pesawat penumpang baik jarak pendek (biasanya dengan mesin baling-baling seperti pesawat CN-212, CN-235 dan N-250 PTDI) maupun jarak menengah hingga antar benua (umumnya memakai mesin jet seperti pesawat Boeing 737 series, Airbus A-320 series, Airbus A-380 dan Boeing B-747 series).

Lain lagi dengan pesawat dengan desain sayap yang terpasang di atas.  Biasanya ini digunakan untuk pesawat kargo. Pemasangan sayap seperti ini sangat mendukung misi angkutan kargo karena akan memudahkan bongkar muat tanpa harus terganggu oleh sayap. Pemasangan sayap di atas seperti ini juga biasanya dipakai untuk pesawat bermesin baling-baling, karena dengan demikian jarak baling-baling masih cukup jauh dari bawah (ground). Sebagai contohnya  adalah pesawat angkut berat C-130 Hercules yang dioperasikan TNI AU.

Sedangkan untuk sayap pesawat yang terlihat runcing atau sudut swept back nya besar, biasanya digunakan untuk pesawat dengan misi tempur. Desain sayap seperti ini memungkinkan pesawat terbang dengan kecepatan sangat tinggi tanpa adanya getaran sayap yang berarti dan bisa bermanuver dengan sangat responsif.

Terakhir, anda mungkin pernah melihat pesawat yang di ujung sayapnya terdapat tambahan berupa sayap kecil yang menghadap ke atas. Sayap tambahan tersebut biasa disebut dengan winglet. Winglet ini sendiri merupakan salah satu temuan baru yang berfungsi untuk mengurangi daya hambat (drag) yang terjadi pada ujung sayap. Dengan berkurangnya daya hambat ini berarti pesawat akan lebih hemat bahan bakar yang mana pada salah satu penelitian hingga mencapai 7% lebih irit. Model sayap seperti ini pada prinsipnya bisa diaplikasikan pada jenis pesawat apa saja. Banyak pesawat generasi baru memakai winglet ini untuk mengurangi beban operasionalnya, seperti misalnya Boeing 737-NG (jenis armada baru yang saat ini paling banyak dipakai maskapai Lion Air). 


Tulisanku yang lain :



Sunday, February 17, 2013

Mengenal Flight Control Pesawat Terbang



(Ilustrasi - flight control pesawat Terbang)

Barangkali di antara kita ada yang pernah berpikir bagaimana sebuah pesawat dapat bergerak naik, turun, bahkan berbelok. Tentu saja ada peralatan dan sistem yang mampu menyebabkan gerakan tersebut. Kalau pada sebuah mobil, maka roda depan adalah instrumen yang mengendalikan kendaraan tersebut. Lalu bagaimana dengan pesawat terbang ?

Gerakan (manuver) pada pesawat terbang dikontrol oleh beberapa komponen yang disebut dengan Flight Control. Sederhananya, Flight control pesawat terbang merupakan komponen pada pesawat yang berfungsi mengendalikan gerakan sebuah pesawat baik saat di darat maupun di udara. Komponen komponen ini setidaknya terdiri dari dua pasang elevator, dua pasang aileron dan sebuah rudder. Ketiga komponen ini digerakkan oleh pilot dari dalam kokpit dalam rangka untuk melakukan manuver tertentu.

Penjelasan lebih rincinya adalah sebagai berikut. Dua pasang elevator yang terpasang di sayap belakang berfungsi melakukan gerakan pada sumbu lateral. Gerakan ini lebih dikenal dengan istilah pitching. Sedangkan dua pasang aileron pada sayap utama digunakan untuk melakukan gerakan rolling. Rolling yaitu gerakan pesawat udara pada sumbu longitudinal. Rudder terpasang pada ekor vertikal pesawat. Gerakan alat ini menyebabkan pesawat bergerak pada sumbu vertikalnya. Gerakan ini lebih dikenal dengan gerakan yawing.

Flight Control sangat penting dalam penerbangan sehingga sebelum terbang, komponen-komponen ini akan dicek oleh pilot dan disaksikan oleh seorang mekanik. Bila ada salah satu komponen yang macet maka pesawat tidak diijinkan terbang sebelum mendapatkan perbaikan.

Pesawat terbang merupakan sebuah alat yang penuh dengan regulasi (aturan) serta penuh dengan teknologi tinggi. Makanya dalam menjaga dan merawat sistemnya tak boleh main-main. Dengan kata lain pihak operator harus memperhatikan betul aturan-aturan baik yang datang dari vendor, dari pabrik pembuat maupun daru pihak otoritas penerbangan yang berkaitan. Sudah selayaknya pula pemeliharaan pesawat terbang oleh operator selalu diawasi oleh pemerintah setempat untuk memastikan pesawat tersebut mampu terbang dengan keamanan yang bersifat standar.

Dengan demikian calon penumpang akan merasa aman dan keamanan mereka benar-benar terjaga. Pihak maskapai penerbangan juga akan terhindar dari kerugian akibat gagalnya salah satu sistem pesawat terbang yang bisa menyebabkan pesawat gagal beroperasi maupun yang menyebabkan pesawat mengalami kecelakaan yang tak diinginkan. Di situlah sebuah keseimbangan diperlukan.




Baca juga :